Ekonomi Tertekan, Supermarket Korea Mulai Berguguran
Radio Senda 1680 – Supermarket Korea, GS The Fresh, resmi menutup seluruh gerainya di Indonesia akibat menurunnya daya beli masyarakat. Penutupan ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lesunya daya beli masyarakat yang membuat operasional tidak lagi efisien.
Pantauan di salah satu lokasi GS Fresh di Mampang, Jakarta Selatan, memperlihatkan bangunan kosong dengan papan nama “GS 더프레시” yang masih tertempel, namun tanpa aktivitas. Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menegaskan bahwa penutupan ini bukan karena bangkrut. Namun, melainkan akan ada alih kepemilikan ke investor baru.
“Akan ada yang takeover. Namanya pengusaha, kalau mau tutup juga pasti cari siapa yang mau beli. Artinya, ada investor baru,” jelas Budihardjo.
“Baca Juga: SMM USU 2025, 5.454 Peserta, 2.652 Kursi”
Ia menambahkan, keputusan ini juga dipengaruhi strategi bisnis dari kantor pusat GS Korea yang memilih untuk menghentikan ekspansi di Indonesia. Perubahan gaya hidup konsumen dan daya beli yang belum pulih pascapandemi turut mempercepat langkah ini.
Meski GS angkat kaki, supermarket Korea lainnya seperti Mu Gung Hwa tetap bertahan, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Supermarket ini memiliki pelanggan loyal karena menghadirkan produk khas Korea seperti makanan ringan, bumbu masak, hingga makanan siap saji.
Sementara itu, Lotte Mart yang juga berasal dari Korea Selatan masih mencatat kunjungan tinggi dan menjadi pilihan utama masyarakat untuk belanja kebutuhan rumah tangga.
Namun yang justru sedang naik daun adalah K3Mart, minimarket Korea bergaya modern dengan konsep lifestyle mart. Meski dimiliki oleh pengusaha Indonesia, K3Mart menyasar kalangan muda dengan menawarkan produk makanan Korea halal. Selain itu, juga merchandise K-pop, serta tempat makan berkonsep terbuka.
Saat ini, K3Mart telah memiliki lebih dari 30 gerai aktif di berbagai kota, termasuk di pusat perbelanjaan dan kawasan kampus. Pengunjung bisa menikmati berbagai makanan Korea seperti tteokbokki, odeng, dan rice bowl mulai dari Rp25 ribu. Minimarket sejenis seperti K-Stop di Blok M juga mencuri perhatian dengan konsep self-service ala convenience store Korea, lengkap dengan microwave dan kompor listrik.
Tren baru ini menunjukkan bahwa meskipun ritel besar kesulitan bertahan, konsep minimarket tematik yang adaptif terhadap gaya hidup anak muda justru memiliki peluang tumbuh yang besar di pasar Indonesia.
“Simak Juga: Waspadai Kondisi Sepsis! Ancaman Nyata bagi Kesehatan”