Fantastis! Harga iPhone Bisa Tembus Rp 58 Juta
Radio Senda 1680 – Harga iPhone diprediksi bisa melonjak drastis akibat kebijakan tarif baru yang diusulkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Analis teknologi memperkirakan bahwa produksi iPhone di Amerika Serikat bisa membuat biaya melonjak hingga USD 3.500 atau sekitar Rp 58,7 juta, jauh lebih tinggi dari harga saat ini.
Trump kembali menggencarkan kebijakan proteksionisme ekonomi dengan menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari berbagai negara, terutama Tiongkok. Ia mengklaim langkah ini akan mendorong perusahaan-perusahaan besar, seperti Apple, untuk berinvestasi lebih banyak di dalam negeri dan memindahkan fasilitas produksi mereka ke Amerika Serikat.
“Simak Juga: Dokter PPDS Unpad Bius dan Perkosa Anak Pasien di RSHS”
Trump bahkan menyebut Apple akan berinvestasi hingga USD 500 miliar jika produksi iPhone dialihkan ke tanah kelahirannya. Namun, banyak pihak mempertanyakan kelayakan dan dampak dari langkah ambisius tersebut, terutama dari sisi harga jual produk.
Mengutip laporan CNN (10/4/2025), analis teknologi dari Wedbush Securities, Dan Ives, menyebutkan bahwa wacana membawa kembali proses manufaktur iPhone ke AS adalah “kisah fiksi” yang sulit terwujud. Ia memperkirakan, jika semua lini produksi pindah ke Amerika, biaya produksi akan melonjak tajam. Hasilnya, harga iPhone bisa naik lebih dari tiga kali lipat dibanding harga saat ini.
“Biaya tenaga kerja, logistik, dan rantai pasok di AS tidak akan pernah seefisien seperti yang Apple miliki saat ini di Tiongkok,” jelas Ives. Menurutnya, Apple selama ini mengandalkan efisiensi pabrik di Asia untuk menekan harga jual produk.
Jika skenario ini terjadi, tak hanya konsumen Amerika yang akan terdampak. Harga jual global iPhone juga bisa ikut naik signifikan. Ini dapat memicu perubahan besar dalam strategi harga Apple di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ponsel yang dulu menjadi ikon gaya hidup, bisa berubah menjadi barang supermewah yang hanya terjangkau kalangan tertentu.
Kebijakan tarif Trump mungkin bertujuan mulia: memperkuat industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja. Namun, analis dan pelaku industri memperingatkan bahwa realisasi dari kebijakan tersebut akan berbenturan dengan realitas globalisasi rantai pasok. Apple, seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, tidak hanya mencari tempat produksi murah, tetapi juga efisien dan terintegrasi dengan jaringan global.
“Baca Juga: Diet Mediterania, Pola Makan Sehat dari Negeri Laut Tengah”