Radio Senda 1680 – Harga emas dunia terus meroket, didorong oleh ketidakpastian global akibat perang dagang dan ketegangan geopolitik. Para investor disarankan untuk bersabar dan menunggu koreksi harga sebelum melakukan pembelian agar dapat memaksimalkan keuntungan.
Menurut Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, harga emas masih akan tetap menarik hingga tahun 2025 karena berbagai faktor global, seperti konflik Rusia-Ukraina, kebijakan Amerika Serikat, serta inflasi tinggi di beberapa negara besar.
Situasi geopolitik semakin memanas dengan Inggris bersiap mengirim pasukan dan persenjataan ke Ukraina. Sementara itu, pertemuan antara Amerika Serikat dan Rusia di Arab Saudi yang tidak melibatkan Ukraina menimbulkan spekulasi di pasar keuangan. “Potensi eskalasi konflik membuat harga emas terus mengalami fluktuasi dan kenaikan signifikan,” ujar Ibrahim kepada Liputan6.com, Kamis (20/2/2025).
“Simak Juga: Google Hadirkan Fitur Keamanan untuk Hadapi Penipuan Online”
Selain itu, inflasi di Amerika Serikat masih tinggi, dan bank sentral AS kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lama. Hal ini semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Harga emas dunia pada semester pertama 2025 diperkirakan bisa mencapai 2.050 USD per troy ounce. Namun, ada kemungkinan koreksi harga hingga Rp 2.700 per gram, sehingga investor sebaiknya menunggu harga turun sebelum membeli.
“Jika harga emas saat ini mencapai Rp 1.700.000 per gram, maka harga beli yang ideal adalah sekitar Rp 1.500.000 per gram agar potensi keuntungannya lebih besar,” jelas Ibrahim. Selain itu, nilai tukar Rupiah juga berpengaruh pada harga emas. Jika Rupiah menguat, harga emas bisa turun. Oleh karena itu, strategi investasi yang cermat sangat diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan.
Dari dalam negeri, kehadiran Bullion Bank menjadi perhatian pasar. Bank ini memungkinkan masyarakat menabung atau mendepositokan emas tanpa biaya penyimpanan. Investor tidak hanya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga emas, tetapi juga dari bunga yang mereka terima setiap bulan.
Bullion Bank juga mendukung smelter Freeport di Gresik, dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai pengelolanya. Dengan ini, masyarakat dapat berinvestasi emas dengan lebih mudah dan aman melalui instrumen simpanan atau tabungan emas yang lebih terjangkau.
Meskipun harga emas terus naik, investor—terutama pemula—sebaiknya tidak terburu-buru dalam membeli. Membeli emas di harga tinggi dapat menyulitkan mereka dalam meraih keuntungan.
Investor perlu menunggu koreksi harga sebelum membeli serta terus mengikuti perkembangan pasar agar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat.
“Baca Juga: Mengenal Asma pada Anak Sejak Dini”