RS Indonesia di Gaza Kolaps Karena Serangan Brutal Israel
Radio Senda 1680 – Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza kolaps pada Rabu (14/5) setelah menampung puluhan pasien dan jenazah korban serangan Israel. Al Jazeera melaporkan bahwa dokter RS Indonesia di Gaza utara, Mohammad Awad, mengungkapkan bahwa rumah sakit kini kekurangan pasokan medis, yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menangani arus pasien dan jenazah yang terus berdatangan.
“Jenazah para syahid tergeletak di lantai koridor rumah sakit,” ujar Awad. “Tidak ada tempat tidur, tidak ada obat-obatan. Selain itu, tidak ada sarana untuk bedah maupun perawatan medis, sehingga dokter tidak bisa menyelamatkan pasien yang sekarat.”
Serangan udara Israel pada Rabu ini menyasar wilayah Gaza utara, dengan lima bangunan tempat tinggal warga sipil dan kamp pengungsian sebagai target. Sedikitnya 50 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka dalam serangan tersebut. Serangan ini terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya, yang membuat warga Gaza terkejut dan tak siap.
“Simak Juga: Simposium IMSI FIB USU Bahas Peluang Kerja dan Beasiswa”
Warga Gaza, Odai Daama, menceritakan bahwa serangan dimulai sekitar tengah malam dan menghantam rumah-rumah di sekitarnya. “Kami tidak menerima informasi apa pun, karena tidak ada koneksi internet di wilayah kami,” katanya. Meskipun klaim Israel menyebutkan mereka telah mengeluarkan peringatan serangan, banyak warga yang mengaku tidak mendapatkan pemberitahuan yang cukup.
Menurut klaim militer Israel, serangan tersebut sebagai balasan atas roket yang ditembakkan oleh pihak Hamas ke wilayah Israel. Israel menargetkan kelompok Hamas dan Jihad Islam dalam serangan tersebut. Israel juga melanjutkan serangannya di Gaza setelah gencatan senjata dengan Hamas berakhir pada Maret lalu. Pasukan darat Israel terus maju untuk merebut kembali daerah-daerah yang sempat dibebaskan selama gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengintensifkan serangan kecuali Hamas menyerahkan seluruh sandera dan meletakkan senjata. Ancaman tersebut semakin memperburuk situasi di Gaza, yang juga mendapat kecaman keras dari komunitas internasional.
Kondisi ini menambah penderitaan rakyat Gaza yang sudah lama terhimpit oleh blokade dan konflik berlarut. Rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang terluka kini tidak lagi mampu memberikan perawatan yang layak, memperburuk keadaan yang sudah kritis. Dengan krisis kesehatan yang semakin mendalam, serta ketidakpastian mengenai masa depan, rakyat Gaza dan masyarakat internasional terus mendesak adanya solusi damai yang lebih efektif.
“Baca Juga: Hemifacial Spasm, Kedutan Wajah yang Tak Terkendali”