Terungkap! Sosok Crazy Rich Jepang Pembeli Tas Birkin Rp176 M
Radio Senda 1680 – Seorang crazy rich Jepang menjadi sorotan publik usai merogoh kocek hingga Rp176 miliar hanya untuk sebuah tas. Aksi crazy rich Jepang ini mencuri perhatian dunia setelah tas legendaris Hermès Birkin milik mendiang Jane Birkin terjual dalam lelang Sotheby’s Paris dengan harga fantastis.
Tas yang terjual bukanlah Birkin biasa. Ini adalah prototipe pertama yang dibuat khusus untuk Jane Birkin pada tahun 1985. Ceritanya berawal saat Jane, seorang aktris sekaligus penyanyi, mengungkapkan kepada Jean-Louis Dumas, Chairman Hermès saat itu, bahwa ia membutuhkan tas besar yang praktis dan elegan. Dumas lalu merancang tas ikonik tersebut, yang kemudian diberi nama “Birkin”.
“Baca Juga: Menuju Swasembada Gula 2026, Ini Strategi RI Menurut Wapres”
Tas tersebut masih memiliki cap inisial “J.B.” serta bekas stiker yang dulu Jane gunakan untuk menghiasnya, menambah nilai sejarah dan emosional. Tak heran jika tas ini menjadi incaran para kolektor di seluruh dunia.
Lelang mulai dari €1 juta dan dengan cepat memanas. Nama-nama seperti Eddie Auchon, Maiko, dan Aurelie terdengar aktif mengajukan penawaran, baik lewat telepon, online, maupun langsung di ruangan. Ketegangan memuncak ketika penawaran menembus angka €6 juta.
Akhirnya, Maiko, perwakilan dari seorang kolektor Jepang, menutup lelang dengan tawaran €7 juta, yang setelah ditambah komisi menjadi €8,6 juta atau sekitar Rp176 miliar. Suasana ruang lelang pecah dalam tepuk tangan saat juru lelang berkata, “Terima kasih banyak, Maiko. Jawaban yang indah, dan terima kasih juga kepada klienmu.”
Penjualan ini mencetak sejarah. Tas Birkin Jane Birkin kini memegang gelar sebagai tas tangan termahal yang pernah dilelang di dunia. Tas ini mengalahkan rekor sebelumnya oleh Hermès Himalaya Kelly seharga US$513.000 pada tahun 2021.
Meski identitas pembeli tidak terungkap secara resmi, Sotheby’s Paris hanya menyebutnya sebagai private collector dari Jepang. Sosok ini kini menjadi pemilik sah dari salah satu artefak mode paling ikonik dalam sejarah.
Tas ini punya perjalanan panjang sebelum kembali ke tangan pribadi. Jane Birkin menyumbangkannya pada tahun 1994 untuk mendukung asosiasi AIDS Prancis. Catherine Benier, seorang kolektor dan pemilik toko vintage di Paris, membelinya pada tahun 2000 dan meminjamkannya ke sejumlah museum, termasuk Victoria & Albert Museum di London.
Setelah menjalani tur ke berbagai kota seperti Hong Kong dan Paris, kini tas tersebut berakhir di tangan seorang kolektor kaya dari Jepang. Hal ini memperkuat reputasinya sebagai simbol status, sejarah, dan kecanggihan dalam dunia fesyen.
“Simak Juga: Benarkah Makanan Pedas Baik untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli”