Del Monte Gulung Tikar, Terlilit Utang Rp162 Triliun
Radio Senda 1680 – Del Monte Foods, perusahaan makanan legendaris yang berdiri sejak 138 tahun lalu, resmi mengajukan kebangkrutan. Pengumuman ini disampaikan pada Selasa (2/7) waktu setempat. Perusahaan yang dikenal luas lewat produk buah dan sayuran kaleng ini secara sukarela mengajukan perlindungan kebangkrutan di bawah Bab 11 (Chapter 11) ke pengadilan. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan proses penjualan seluruh aset perusahaan.
“Setelah evaluasi menyeluruh terhadap berbagai opsi, kami menyimpulkan bahwa proses penjualan di bawah pengawasan pengadilan merupakan cara paling efektif untuk mempercepat pemulihan dan membentuk Del Monte Foods yang lebih kuat,” ujar Presiden dan CEO Del Monte Foods, Greg Longstreet.
Del Monte terkenal melalui sejumlah merek ikonik yang menghiasi dapur banyak rumah tangga di dunia, seperti College Inn untuk produk kaldu, Contadina untuk tomat kaleng, dan tentu saja merek utamanya, Del Monte.
“Simak Juga: Epulis Gravidarum, Benjolan Gusi yang Umum Terjadi di Ibu Hamil”
Dalam dokumen pengadilan, tercatat bahwa perusahaan memiliki perkiraan utang yang cukup besar, yakni antara US$1 miliar hingga US$10 miliar atau setara Rp16,22 triliun hingga Rp162,22 triliun.
Meski berada dalam tekanan finansial, perusahaan telah mengamankan pendanaan baru senilai US$912,5 juta atau sekitar Rp14,80 triliun. Perusahaan menggunakan dana ini untuk menjaga operasional tetap berjalan normal selama proses penjualan berlangsung. Hal ini terutama menjelang musim pengalengan yang menjadi puncak produksi mereka.
Menurut Longstreet, Del Monte menghadapi tantangan berat selama beberapa tahun terakhir, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan perubahan perilaku konsumen. Banyak konsumen mulai mengurangi belanja dan beralih ke produk private label yang lebih terjangkau.
Sarah Foss, Kepala Global Bidang Hukum dan Restrukturisasi di Debtwire, menambahkan bahwa Del Monte harus menanggung biaya besar akibat penurunan permintaan. Mereka terpaksa menyimpan kelebihan stok dan melakukan promosi besar-besaran untuk mempercepat penjualan.
Tren konsumen yang semakin menghindari makanan kaleng dengan bahan pengawet juga memperparah kondisi perusahaan. Saat ini, pasar lebih tertarik pada produk segar dan makanan yang lebih sehat.
Perusahaan ini ada sejak tahun 1886 dan pernah menjadi raksasa industri dengan pabrik pengalengan terbesar di dunia pada tahun 1909. Kini, perusahaan berharap restrukturisasi ini akan memperkuat posisi keuangan mereka dan membuka peluang untuk kembali bersaing di masa depan.
Del Monte optimistis dapat bangkit dan meraih kesuksesan jangka panjang melalui kepemilikan baru dan struktur modal yang telah mereka perbaiki.
“Baca Juga: Mahasiswa USU Siap Tampil di Forum Internasional IMT-GT 2025”