Direktur RS Indonesia di Gaza Gugur dalam Serangan Israel
Radio Senda 1680 – Serangan udara Israel kembali menorehkan luka mendalam dan tragis dalam krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza. Kali ini, serangan tersebut merenggut nyawa salah satu dokter paling senior di wilayah tersebut, Marwan al-Sultan, bersama sejumlah anggota keluarganya.
Kematian al-Sultan menjadi pukulan telak bagi sistem kesehatan Gaza yang sudah berada di ambang kehancuran. Al-Sultan dikenal sebagai ahli jantung ternama dan menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
Menurut organisasi Healthcare Workers Watch (HWW) yang berbasis di Palestina, al-Sultan merupakan tenaga kesehatan ke-70 yang tewas akibat serangan Israel dalam kurun waktu 50 hari terakhir.
“Simak Juga: Lengkap! Jadwal, Tiket, dan Konser Jakarta Fair Kemayoran 2025”
“Pembunuhan dokter Marwan al-Sultan oleh militer Israel adalah kerugian yang sangat besar bagi Gaza dan komunitas medis global. Ini akan berdampak menghancurkan pada sistem pelayanan kesehatan di Gaza,” ujar Muath Alser, Direktur HWW, dilansir The Guardian, Kamis (3/6/2025).
Muath Alser menambahkan bahwa tewasnya al-Sultan bukanlah kasus terisolasi, melainkan bagian dari pola panjang penargetan sistematis terhadap tenaga kesehatan yang selama ini terjadi di Gaza tanpa ada pertanggungjawaban internasional.
“Ini bukan hanya kehilangan nyawa, tetapi juga penghancuran pengalaman dan pengetahuan medis yang telah dibangun selama puluhan tahun. Kehilangan ini sangat berdampak di tengah krisis kemanusiaan yang parah,” tegasnya.
Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Mohammed Abu Selmia, mengungkapkan duka yang mendalam atas wafatnya al-Sultan.
“Kami sangat terpukul. Ia tidak tergantikan,” kata Abu Selmia. “Ia adalah akademisi ternama dan satu dari dua ahli jantung terakhir yang tersisa di Gaza. Ribuan pasien jantung akan menderita akibat kepergiannya. Satu-satunya kesalahan dia hanyalah menjadi seorang dokter. Kami harus bertahan, tetapi rasa kehilangan ini sungguh menyakitkan.”
Beberapa pekan sebelum meninggal, al-Sultan sempat berbicara kepada The Guardian tentang kondisi kritis Rumah Sakit Indonesia yang kewalahan menangani lonjakan korban luka akibat serangan Israel yang semakin masif sejak Mei 2025.
Menurut data HWW, lebih dari 1.400 tenaga kesehatan telah tewas sejak konflik kembali memanas pada Oktober 2023. Tenaga medis menjadi salah satu kelompok yang paling rentan dalam perang ini.
Di antara para korban terdapat tiga dokter senior, kepala perawat Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit Anak al-Nasser, bidan senior, teknisi radiologi, serta puluhan perawat muda dan tenaga medis magang.
Tragedi ini semakin memperburuk krisis kesehatan di Gaza, meninggalkan jutaan warga sipil tanpa akses memadai terhadap layanan medis di tengah situasi kemanusiaan yang semakin memburuk.
“Baca Juga: Mastektomi, Prosedur Pengangkatan Payudara untuk Atasi Kanker”