Gempa Guncang Istanbul: 151 Terluka Usai Lompat dari Gedung
Radio Senda 1680 – Gempa guncang Istanbul pada Rabu (24/4/2025) siang, saat kota tengah merayakan Hari Kedaulatan Nasional dan Hari Anak. Gempa bermagnitudo 6,2 itu terjadi pukul 12.49 waktu setempat, bertepatan dengan libur nasional ketika ribuan anak-anak dan keluarga memadati jalanan untuk merayakan momen spesial tersebut.
Getaran kuat yang berlangsung selama 13 detik menyebabkan kepanikan massal. Banyak warga bergegas meninggalkan rumah dan gedung bertingkat untuk mencari tempat aman di ruang terbuka. Menurut pernyataan kantor Gubernur Istanbul, 151 orang terluka saat mencoba menyelamatkan diri dengan melompat dari gedung-gedung tinggi. Meski begitu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
“Karena panik, 151 warga kami terluka karena melompat dari ketinggian. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit, namun tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa,” demikian pernyataan resmi pemerintah provinsi.
“Baca Juga: Terhempas PHK, di Usia 50 Tetap Berjuang di Job Fair”
Episentrum gempa berada di bawah Laut Marmara, sekitar 40 km barat daya Istanbul, dengan kedalaman dangkal 10 km. Getarannya terasa luas, hingga ke provinsi Tekirdağ, Yalova, Bursa, Balıkesir, bahkan İzmir yang berjarak sekitar 550 km di selatan.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengonfirmasi bahwa ada lebih dari 50 gempa susulan, dengan yang terkuat berkekuatan 5,9. Meski belum ada laporan bangunan runtuh, sejumlah laporan kerusakan bangunan tengah diverifikasi oleh pihak berwenang.
Ketakutan akan gempa susulan membuat banyak warga mengungsi ke taman, halaman sekolah, dan lapangan terbuka. Beberapa keluarga bahkan mendirikan tenda darurat untuk bermalam di luar ruangan demi keamanan.
Cihan Boztepe, warga Istanbul, mengatakan bahwa ia dan keluarganya segera meninggalkan rumah begitu gempa terasa. “Anak-anak saya sempat ketakutan, tapi kami langsung menuju tempat terbuka. Kami sudah siaga sejak gempa besar dua tahun lalu,” ujarnya.
Istanbul adalah salah satu kota di Turki yang berada di jalur patahan aktif, menjadikannya wilayah dengan risiko gempa tinggi. Trauma masih membekas di benak warga setelah gempa besar pada Februari 2023 yang menewaskan lebih dari 53.000 orang dan menghancurkan ratusan ribu bangunan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, dalam pernyataannya menyampaikan syukur bahwa tidak ada kerusakan parah dan memohon perlindungan Tuhan bagi rakyatnya: “Alhamdulillah, tampaknya tidak ada masalah besar. Semoga Tuhan melindungi negara dan rakyat kita dari segala bentuk bencana.”
“Simak Juga: Sering Menguap Pertanda Bahaya, Benarkah?”