Kemlu Bantah Isu Pangkalan Militer Rusia di Papua
Radio Senda 1680 – Kemlu RI menegaskan tak pernah mengizinkan negara mana pun, termasuk Rusia, membangun pangkalan militer di wilayah NKRI. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kemlu, Rolliansyah Soemirat atau Roy, pada Rabu malam, 16 April 2025. Ia menanggapi laporan media asing tentang permintaan Rusia membuka akses ke pangkalan militer TNI di Papua.
Roy menegaskan bahwa Indonesia tetap berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas dan aktif. “Kami hanya mengizinkan kunjungan militer negara lain ke Indonesia dalam misi damai,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa Indonesia memiliki rencana membangun fasilitas peluncuran satelit di Biak. Namun, terkait hal itu belum menghasilkan keputusan konkret.
“Baca Juga: USU Umumkan 33 Bakal Calon MWA Periode 2025-2030”
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno turut memperkuat pernyataan tersebut. Dalam peringatan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, ia menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah menjadi bagian dari aliansi atau blok militer mana pun. “Kerja sama militer yang kita jalin selalu dalam koridor tanpa kehadiran pangkalan asing di tanah air,” ujarnya.
Isu ini mencuat setelah situs pertahanan Amerika Serikat, Janes, merilis laporan pada 14 April 2025. Laporan tersebut berjudul “Indonesia Pertimbangkan Opsi Usai Rusia Berupaya Mengakses Pangkalan AU”. Dalam laporan itu tercatat bahwa Moskow telah mengajukan permintaan resmi untuk menempatkan pesawat jarak jauh di Pangkalan Udara Manuhua, Biak, Papua.
Pangkalan tersebut diketahui digunakan oleh Skuadron Penerbangan 27 TNI AU dan berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo. Sumber Janes mengklaim permintaan itu terjadi setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.
Laporan ini tak hanya mendapat tanggapan dari Indonesia, tapi juga Australia. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah Indonesia. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyatakan pihaknya tengah mencari klarifikasi langsung atas kabar tersebut. “Kami mencoba memastikan apakah laporan ini akurat, dan apa status sebenarnya dari permintaan Rusia itu,” ujar Wong.
“Simak Juga: Tak Cuma Bikin Hangat, Ini Manfaat Tersembunyi Air Jahe!”