Matcha Langka, Permintaan Melejit! Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Radio Senda 1680 – Matcha langka kini menjadi kabar serius yang perlu diwaspadai oleh para pecinta teh hijau di seluruh dunia. Teh khas Jepang ini diperkirakan akan mengalami kelangkaan secara global dalam waktu dekat, menurut laporan terbaru dari The Japan Times.
Lonjakan permintaan matcha akibat tren gaya hidup sehat serta popularitasnya yang meroket di media sosial. Kini, matcha bukan lagi sekadar minuman tradisional Jepang, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup modern di berbagai belahan dunia dan permintaan yang terus meningkat inilah yang turut mendorong fenomena matcha langka saat ini.
Matcha adalah bubuk teh hijau yang berasal dari daun teh berkualitas tinggi. Petani mengeringkan, mengukus, lalu menggiling halus daun teh tersebut menjadi bubuk. Berbeda dengan teh hijau biasa, mereka membudidayakan tanaman matcha dengan cara khusus, yaitu menyimpannya di tempat teduh selama beberapa minggu sebelum masa panen. Teknik ini meningkatkan kadar klorofil dan antioksidan dalam daun.
“Simak Juga: Royal Ascot, Tradisi Balapan Kuda Paling Bergengsi di Inggris”
Rasanya unik: sedikit pahit, segar, dengan sentuhan manis alami. Kandungan kafeinnya pun cukup tinggi, bisa mencapai 176 mg per cangkir, melebihi rata-rata kafein dalam secangkir kopi biasa yang hanya sekitar 100 mg. Ini menjadikannya pilihan populer sebagai pengganti kopi yang lebih sehat.
Permintaan matcha di pasar global, khususnya di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, melonjak drastis. Banyak toko khusus bahkan hanya menyajikan minuman berbasis matcha, dan media sosial dibanjiri konten influencer yang membagikan resep matcha latte atau camilan berbasis matcha, mendorong antusiasme publik.
Ironisnya, di Jepang, negara asal matcha, konsumsi justru menurun. Hal ini membuat pasokan global semakin tegang.
Pasar global matcha diperkirakan akan tumbuh pesat, dari US$ 2,8 miliar pada 2023 menjadi sekitar US$ 5 miliar pada 2028. Namun, karena petani hanya memanen matcha di musim semi, stok dunia biasanya mulai menipis menjelang musim panen berikutnya.
Beberapa toko di Jepang kini mulai membatasi pembelian, setiap konsumen hanya boleh membeli satu kaleng matcha per kunjungan. Kendati demikian, Global Japanese Tea Association meyakinkan bahwa kekurangan ini bersifat sementara, dan harapannya adalah panen tahun ini akan mengisi ulang stok global.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Jepang memberikan subsidi baru bagi petani teh agar mereka lebih fokus pada produksi matcha. Semoga kebijakan ini dapat menjaga kestabilan pasokan di masa mendatang dan menghindari krisis serupa.
“Baca Juga: Kontroversi, Dokter Umum Boleh Lakukan Operasi Caesar?”