Misteri Dasar Laut: Baru 0,001% yang Dilihat Manusia
Radio Senda 1680 – Misteri dasar laut masih menyelimuti lebih dari 70 persen permukaan Bumi yang luas dan tertutup oleh lautan. Para ilmuwan pun menyadari bahwa sejauh ini, pemahaman kita tentang kedalaman laut sangat terbatas. Bahkan, banyak dari mereka menyebut bahwa kita justru lebih mengenal permukaan Bulan atau Mars dibandingkan bagian terdalam samudra di planet sendiri.
Studi yang terbit di Science Advances pada 7 Mei 2025 mengungkapkan betapa besarnya misteri dasar laut yang belum terpecahkan. Hingga kini, manusia baru mampu melihat secara visual sekitar 0,0001 persen dari laut dalam, yaitu wilayah yang berada lebih dari 200 meter di bawah permukaan. Luas area yang telah dijelajahi itu pun hanya sedikit lebih besar dari negara bagian Rhode Island di Amerika Serikat. Padahal, rata-rata dasar laut menjulang hingga kedalaman lebih dari 12.000 kaki.
Ocean Discovery League memperkirakan, jika 1.000 kendaraan bawah laut masing-masing menjelajahi 3 kilometer per hari, butuh waktu lebih dari 100.000 tahun untuk memetakan seluruh dasar laut. Saat ini, hanya sekitar 10 kendaraan eksplorasi laut dalam yang aktif dan tersertifikasi secara global.
“Simak Juga: Paus Baru Terpilih, Selamat Datang, Paus Leo XIV!”
Para peneliti juga mencatat bahwa distribusi eksplorasi laut sangat timpang. Dari 43.681 ekspedisi kapal selam yang mereka analisis, yang berasal dari 14 negara, lima negara mendominasi: Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Jerman, dan Selandia Baru. Kelima negara ini menyumbang 97,2 persen dari seluruh penyelaman laut dalam yang pernah dilakukan.
NOAA mencatat bahwa hingga Juni 2024, teknologi resolusi tinggi baru berhasil memetakan 26,1 persen dasar laut dunia. Amerika Serikat memang mencatat angka lebih baik, mereka sudah memetakan sekitar 54 persen dari wilayah lautnya.
Namun, eksplorasi laut dalam bukanlah hal sepele. Peneliti harus menghadapi tekanan air yang ekstrem, kondisi gelap total, dan tantangan teknis lainnya. Selain itu, biaya ekspedisi yang sangat tinggi membuat banyak negara kesulitan berpartisipasi. Sepanjang tahun 2024, lebih dari 2.800 peluncuran luar angkasa terjadi, namun ekspedisi laut dalam hanya berlangsung dalam jumlah yang jauh lebih sedikit.
Laut menyimpan antara 700 ribu hingga 1 juta spesies, namun ilmuwan baru berhasil mengidentifikasi sekitar sepertiganya. Jutaan jenis mikroorganisme mungkin juga hidup di sana, namun hingga kini masih menunggu untuk ditemukan.
Melalui studi ini, tim peneliti mendesak perubahan pendekatan eksplorasi laut. Mereka menekankan pentingnya strategi global yang inklusif, agar eksplorasi tidak hanya mewakili wilayah-wilayah tertentu saja. Eksplorasi laut dalam berpotensi menjadi kunci utama dalam memahami iklim, biodiversitas, dan masa depan Bumi secara keseluruhan.
“Baca Juga: Mengenal Herpangina, Infeksi Virus yang Menyerang Anak-Anak”