Pemberian Pesawat Boeing untuk Trump Membuat Publik Heboh
Radio Senda 1680 – Pesawat Boeing 747-8 yang diberikan Qatar kepada Presiden Donald Trump memicu reaksi publik yang mengejutkan. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, mengungkapkan kebingungannya terkait hal ini. Al Thani menyatakan bahwa ia tidak memahami mengapa transaksi antarpemerintah tersebut bisa menimbulkan kontroversi besar di masyarakat.
Al Thani menjelaskan bahwa pemberian pesawat Boeing untuk Trump tersebut merupakan bagian dari transaksi antara Kementerian Pertahanan AS dan Kementerian Pertahanan Qatar, yang saat ini masih dalam proses peninjauan hukum. “Saya tahu ada banyak spekulasi tentang topik ini, namun ini hanyalah transaksi antarpemerintah yang sangat sederhana,” kata Al Thani.
“Baca Juga: Gelombang PHK Media, Jurnalisme Menuju Titik Nadir”
Al Thani juga menambahkan bahwa kerjasama antara Qatar dan AS sudah terjalin baik selama ini, termasuk dalam berbagai operasi besar, seperti evakuasi Afghanistan. “Kami telah melakukan banyak hal bersama, seperti jalur evakuasi udara selama evakuasi Afghanistan,” tambahnya.
Pemberian pesawat mewah kepada Trump memicu perdebatan di kalangan publik AS. Banyak yang menganggap pemberian hadiah semacam itu akan menimbulkan masalah hukum dan etika, mengingat pesawat tersebut direncanakan akan digunakan sebagai Air Force One. Dalam konstitusi AS, tepatnya di Klausul Imbalan, pejabat pemerintah dilarang menerima hadiah dari negara asing, termasuk dari raja atau pangeran.
Menanggapi hal ini, Trump menyatakan bahwa ia tidak akan menggunakan pesawat tersebut setelah meninggalkan jabatannya sebagai presiden. Namun, pernyataan ini tidak menghentikan polemik yang terus berkembang.
Kegaduhan mengenai pemberian pesawat ini bahkan menyeret nama Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Beberapa pihak menduga bahwa pesawat tersebut merupakan bentuk upaya suap dari Qatar kepada pemerintah AS.
Namun, Al Thani menanggapi isu ini dengan tegas, menegaskan bahwa hubungan antara AS dan Qatar sudah sangat baik selama bertahun-tahun. Qatar selalu ada untuk AS, baik dalam perang melawan teror, evakuasi Afghanistan, maupun pembebasan sandera dari berbagai negara. “Kami selalu siap mendukung AS karena kami percaya bahwa persahabatan ini harus saling menguntungkan bagi kedua negara,” jelas Al Thani.
Menurut Al Thani, hubungan kedua negara telah terbukti kuat dalam 10 tahun terakhir. Qatar tidak hanya menjadi mitra yang dapat AS andalkan, tetapi juga selalu siap membantu dalam situasi kritis. “Hubungan ini tidak bisa menjadi hubungan satu arah. Kami telah menunjukkan komitmen kami selama ini,” tegasnya.
“Simak Juga: Infeksi Bintik Putih di Tenggorokan, Apa Penyebabnya?”