Prabowo Instruksikan Menteri Tangani Krisis Kekurangan Dokter
Radio Senda 1680 – Presiden Prabowo memerintahkan menteri untuk tidak terjebak aturan usang yang menghambat penyelesaian kekurangan dokter. Presiden menegaskan, pemerintah harus bergerak cepat dan membuat terobosan demi meningkatkan jumlah tenaga kesehatan di tanah air.
Dalam peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur di Denpasar, Bali, Rabu (25/6), Presiden Prabowo meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto untuk segera menambah jumlah fakultas kedokteran di Indonesia supaya dapat mengatasi krisis kekurangan dokter.
“Simak Juga: Fenomena Langkanya Klinik Persalinan di Jepang, Mengapa?”
“Kita harus segera tambah fakultas kedokteran, tambah akademi perawatan, dan tingkatkan pendidikan spesialis secara efisien. Jangan terbelenggu prosedur dan peraturan kuno yang tidak mampu menjawab tantangan masa kini,” tegas Presiden Prabowo.
Presiden menekankan bahwa negara harus hadir untuk memastikan pelayanan kesehatan terbaik bagi rakyat, termasuk kecukupan jumlah dokter yang melayani masyarakat. Ia mengingatkan pentingnya efisiensi dan pengelolaan anggaran yang baik agar uang rakyat digunakan secara tepat sasaran.
Menurut Presiden, Indonesia adalah negara yang ingin berkembang pesat. Oleh karena itu, pemerintah harus meninggalkan cara-cara lama yang tidak efisien dan boros. “Manajemen kita harus benar dan modern. Kita harus berani melakukan terobosan,” ujarnya.
Presiden juga memerintahkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di bidang kesehatan seperti KEK Kesehatan Sanur, yang kini menjadi kawasan kesehatan pertama di Indonesia. Di kawasan tersebut, berdiri Bali International Hospital (BIH), rumah sakit bertaraf internasional yang diharapkan menjadi pusat wisata medis dan rujukan regional.
Beberapa layanan unggulan di BIH meliputi perawatan kanker (onkologi), kesehatan jantung (kardiologi), layanan gawat darurat, radiologi, radioterapi, serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh (MCU). BIH juga diperkuat oleh empat dokter spesialis kanker berpengalaman internasional, yaitu dr. Robert Lim, dr. Francis Chin Kuok Choon, dr. Patricia Kho Sunn Sunn, dan dr. Tan Yew Oo.
Langkah ini sejalan dengan janji Prabowo saat masa kampanye Pilpres 2024. Di mana ia berkomitmen menambah jumlah fakultas kedokteran hingga 300 fakultas dari sebelumnya hanya 92. Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Indonesia masih kekurangan lebih dari 96.000 dokter umum dan sekitar 31.000 dokter spesialis.
Presiden juga menyoroti kondisi di beberapa daerah, seperti di Atambua, di mana hanya ada satu dokter yang bertugas, padahal idealnya dibutuhkan 16 dokter.
Presiden mengapresiasi upaya Menteri Kesehatan yang telah membawa alat-alat kesehatan canggih ke berbagai rumah sakit di Indonesia. Ia berharap rumah sakit di dalam negeri ke depan memiliki fasilitas lengkap dan setara dengan standar internasional. Hal ini agar mampu menarik pasien dari Asia Tenggara dan Pasifik.
Selain meresmikan KEK Kesehatan Sanur dan BIH, Presiden Prabowo juga meresmikan pusat kesehatan dan estetika Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Bali.
“Baca Juga: Mahasiswa USU Ciptakan Reaktor Pupuk Cair”