Radio Senda 1680 – Trump-Zelenskyy adu mulut di Gedung Putih saat pertemuan yang bertujuan mengamankan kesepakatan mengenai hak mineral langka Ukraina. Diskusi yang seharusnya berjalan lancar justru berakhir dengan ketegangan. Kedua pemimpin terlibat dalam perdebatan sengit, di mana Trump mengancam Zelenskyy, mengatakan, “Anda akan membuat kesepakatan atau kami keluar.”
Setelah pertemuan tersebut, Trump menyatakan melalui media sosial bahwa kesepakatan yang diusulkan batal. Ia menulis, “Saya telah memutuskan bahwa Presiden Zelenskyy tidak siap untuk Perdamaian jika Amerika terlibat, karena dia merasa keterlibatan kami memberinya keuntungan besar dalam negosiasi.” Trump juga menambahkan, “Dia tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang terhormat. Dia bisa kembali ketika dia siap untuk Perdamaian.”
“Simak Juga: Pencipta Lagu Nuansa Bening Tolak Rp 50 Juta dari Vidi Aldiano”
Diskusi semakin memanas ketika Zelenskyy mengangkat isu invasi Rusia ke Krimea pada tahun 2014. Wakil Presiden AS, JD Vance, langsung menanggapi dengan kritikan tajam, menuduh Zelenskyy melakukan “tur propaganda.” “Saya pikir tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval dan mencoba meributkan hal ini di depan media Amerika,” ujar Vance. Trump dan Vance juga menuduh Ukraina tidak cukup berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat.
Meski ketegangan memuncak, Trump sempat mengungkapkan bahwa ia hampir menandatangani kesepakatan dengan Zelenskyy. “Kami memiliki sesuatu yang merupakan kesepakatan yang sangat adil, dan kami berharap untuk menggali, menggali, menggali, dan memperoleh sebagian mineral langka,” kata Trump. Kesepakatan tersebut mencakup ketentuan kepemilikan bersama dan pengelolaan dana rekonstruksi pascaperang untuk Ukraina, dengan alokasi 50 persen dari pendapatan masa depan sumber daya alam Ukraina.
Namun, Trump tidak berkomitmen memberikan jaminan keamanan untuk pasukan penjaga perdamaian Eropa, yang merupakan permintaan dari sekutu NATO, termasuk Prancis dan Inggris. Dalam sebuah konferensi pers terpisah, Trump menyatakan, “Saya tidak suka berbicara tentang penjagaan perdamaian sampai kita mencapai kesepakatan.”
Meskipun Trump dan Zelenskyy telah bertemu sebelumnya, pertemuan ini menjadi yang pertama kalinya di Gedung Putih. Kedua pemimpin sempat berbicara melalui telepon, tetapi situasi di Gedung Putih menunjukkan ketegangan yang lebih besar. Trump, yang sebelumnya mengkritik Ukraina dan bahkan menyebut Zelenskyy sebagai “diktator,” terus mempengaruhi kebijakan luar negeri dengan pendekatan yang lebih langsung terhadap Rusia.
“Baca Juga: Bahaya Miras Oplosan Bagi Kesehatan”