Uya Kuya Kembali ke Rumah yang Dijarah: "Hina Saya, Tapi Jangan Keluarga Saya"
Radio Senda 1680 – Presenter sekaligus mantan anggota DPR RI, Uya Kuya, kembali mendatangi kediamannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia tak mampu menyembunyikan rasa marah dan sedih atas kondisi rumahnya yang rusak dan porak-poranda akibat penjarahan. Bukan sekadar barang berharga yang hilang, dinding rumahnya juga dipenuhi coretan hinaan menargetkan istri dan anak-anaknya.
Dengan suara bergetar, Uya menyampaikan pengaduannya melalui unggahan di Instagram, hari Senin (29/9/2025). “Silakan maki-maki saya,” ujarnya, lalu menegur: “Kalian mau fitnah saya apapun. Kalian marah sama saya, tapi jangan hina keluarga saya. Jangan hina anak-anak saya.” Ia memang menetapkan batas: dirinya boleh diserang, tapi keluarganya bukan objek kebencian politik.
Bagi Uya Kuya, jelas bahwa istrinya dan anak-anaknya tidak layak menjadi sasaran imbas dari polemik politik yang membelit namanya. “Saya aja sasaran kalian. Apa salah anak-anak saya? Apa salah istri saya?” tuturnya penuh luka. Raut wajah dan nada suaranya menunjukkan betapa dalamnya sakit hati itu: keluarga yang seharusnya menjadi pelindung malah ikut menjadi korban kebencian publik.
“Baca Juga: Terkontaminasi Serpihan Kayu, Sosis Tusuk dan Corn Dog di AS Resmi Ditarik dari Pasaran”
Aksi penjarahan rumah Uya bukanlah kejadian tunggal. Sejumlah figur publik lain, seperti Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, dan Eko Patrio, juga mengalami serangan massa setelah video Uya berjoget bersama Eko Patrio tersebar luas. Reaksi masyarakat yang spontan dan keras menunjukkan betapa tegangnya hubungan antara figur publik dan persepsi publik saat ini.
Kerusakan dan kehilangan yang terjadi sangat luas: hampir semua barang elektronik, dokumen penting, hingga hewan peliharaan miliknya ikut raib terseret kerusakan fisik atau dibawa kabur. Meski ada sebagian barang yang dikembalikan oleh warga, banyak yang sudah rusak atau hilang tak terpulihkan.
Uya pun sempat menyatakan ikhlas atas sebagian kehilangan, tetapi permintaannya sederhana: “Tolong kucing-kucing saya kembalikan.” Bahkan dalam antusiasme media, perhatian publik tak luput dari nasib hewan peliharaan yang ikut terdampak, bukti bahwa bukan hanya benda berharga manusia yang rentan korban saat emosi massa meledak.
Pihak kepolisian terus memproses kasus ini. Polisi telah menetapkan 12 orang sebagai tersangka dalam kasus penjarahan rumah Uya Kuya. Mereka memiliki peran berbeda-beda, mulai dari merusak properti, menjarah barang, memprovokasi massa, hingga menyerang petugas saat proses pembubaran berlangsung. Saat ini, aparat juga tengah memburu provokator lain yang menyebarkan narasi hasutan melalui media sosial, terutama TikTok, untuk memicu kemarahan publik dan memperluas kerusuhan.
Salah satu langkah unik dari Uya adalah mengajukan restorative justice untuk salah satu pelaku perempuan paruh baya. Ia berharap konflik tak selalu harus lewat jalur pidana. Ia memilih cara damai untuk sebagian kasus agar tidak memperpanjang luka bagi keluarganya maupun masyarakat luas.
Kehadiran video, kecaman publik, dan peristiwa fisik yang terjadi di rumahnya menjadikan kasus ini sangat kompleks: ia bukan hanya kuasa publik tetapi juga korban kekerasan massa. Ke depan, penyelesaian hukum, pengembalian barang, dan penguatan keamanan bagi figur publik menjadi sorotan utama.
“Simak Juga: Merayakan 7 Bulan Kehamilan ala Jawa Lewat Tradisi Mitoni”
Informasi ini bersumber dari suara.com. Presenter sekaligus mantan anggota DPR RI, Uya Kuya, kembali mendatangi kediamannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Simak ulasan lengkapnya di RadioSenda1680.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat