Banjir Besar Hantam Bali: Empat Orang Dilaporkan Hilang Terbawa Arus di Denpasar Barat
Radio Senda 1680 – Empat orang hilang setelah banjir besar menghantam Ruko Taslim Textile dan Ruko New Centrum pada Rabu (10/9/2025) pagi di Bali. Ruko tersebut berlokasi di Jalan Sulawesi Nomor 9, Denpasar Barat, Bali. Kapolsek Denpasar Barat Kompol Laksmi Krisna Dewi menjelaskan, awalnya ada laporan enam orang hilang dari dua ruko tersebut. Namun setelah dilakukan pencarian oleh pihak keluarga, dua di antaranya ditemukan selamat di rumah sakit, sementara empat lainnya hingga kini masih belum ada kabar.
“Empat orang ini berasal dari dua ruko. Dua dari Ruko Taslim, dua lagi dari Ruko New Centrum. Identitas mereka masih kami telusuri,” kata Laksmi.
Informasi hilangnya korban dilaporkan ke Polsek Denpasar Barat sekitar pukul 06.00 WITA. Namun upaya evakuasi sempat terkendala akibat akses jalan yang terendam banjir di sejumlah titik Kota Denpasar.
“Simak Juga: Ferry Irwandi Tanggapi Ancaman Laporan Jenderal TNI, Saya Bukan Pengecut”
“Tadi saya dapat informasi jam 6 pagi. Akses menuju lokasi ini sempat terhambat karena genangan cukup tinggi, tetapi tim akhirnya bisa melaksanakan evakuasi dengan koordinasi bersama Polda dan Polresta Denpasar,” jelas Laksmi.
Ia menambahkan, sejak pukul 03.00 WITA jajarannya sudah menginstruksikan Babinkamtibmas untuk siaga di desa binaan masing-masing. Kerugian materi belum dapat dipastikan, tetapi dampak banjir disebut sangat serius.
“Hampir setengah bangunan ruko tergerus air. Arus sungai deras sekali sampai melampaui jembatan. Kami imbau masyarakat untuk tetap di rumah kecuali dalam kondisi mendesak. Jika terdampak, segera mengungsi atau hubungi 110,” tegasnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan banjir juga menghantam sembilan ruko lain di kiri dan kanan Jalan Sulawesi. Luapan Sungai Tukad Badung menghantam keras hingga merobohkan bangunan toko berisi tekstil.
Gulungan-gulungan kain yang memenuhi ruko sebagian besar hanyut terbawa arus, hanya sedikit yang tersisa menempel di rak. Ukuran ruko yang rata-rata tiga meter membuat bangunan mudah terdampak derasnya arus.
Seorang pemilik ruko, Harman Asegaf, menceritakan detik-detik bangunannya roboh. “Sekitar pukul 05.15 saya merasakan getaran di dinding ruko. Lima belas menit kemudian, bagian belakang ambruk. Kemungkinan karena pintu air terlambat dibuka, jadi aliran air menghantam cepat sekali,” ujarnya.
Hingga siang hari, suara dentuman kecil dari bangunan ruko yang retak masih terdengar. Beberapa ruko terlihat sudah miring ke arah sungai. Puluhan polisi dikerahkan untuk mengatur lalu lintas dan membantu evakuasi warga sekitar.
Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, menyebut tim SAR gabungan menghadapi kesulitan dalam menembus lokasi banjir. Hujan ekstrem yang mengguyur lebih dari 24 jam membuat hampir seluruh wilayah Denpasar terendam.
“Banjir setinggi truk membuat pergerakan tim sangat lambat. Kendaraan penyelamat sulit menembus genangan. Meski begitu, upaya menuju lokasi terdampak terus tim penyelamat lakukan,” ujarnya.
Awalnya, pukul 05.20 WITA, Basarnas mengirim 14 personel menuju titik banjir. Tim mengarahkan delapan orang ke Kampung Jawa dan enam lainnya ke Pulau Biak Taman Pancing. Namun ketika banjir meluas, mereka menyesuaikan fokus evakuasi.
“Awal pergerakan sempat terhambat karena banyak jalan terendam. Tapi saat ini personel sudah tersebar ke beberapa lokasi parah,” tambah Sidakarya.
Hingga pukul 11.00 WITA, tim Basarnas bersama BPBD dan PMI berhasil mengevakuasi warga di beberapa wilayah kritis. Di Pulau Misol, mereka mengevakuasi dua balita, dua lansia, dan tiga orang dewasa. Sementara di Pulau Biak 1, seluruh warga sudah diamankan di Balai Banjar.
Wilayah lain yang mendapat prioritas adalah Pura Demak dan Jalan Teuku Umar, di mana air masih tinggi dan mengancam permukiman.
“Data terus diperbarui dengan BPBD agar tidak simpang siur. Evakuasi warga yang terjebak masih berlangsung. Kami akan menyisir seluruh laporan agar semua korban terdata dengan jelas,” jelas Sidakarya.
Perkiraan hujan deras masih akan mengguyur sebagian wilayah Bali dalam beberapa hari ke depan. Aparat dan tim SAR mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, khususnya yang tinggal di bantaran sungai.
Sementara itu, kondisi di Jalan Sulawesi masih berbahaya. Bangunan ruko yang berdiri di tepian sungai tampak rapuh dan berisiko roboh jika aliran air kembali meningkat. Petugas berjaga untuk menghalau warga mendekati area rawan.
Tragedi banjir ini menjadi peringatan bagi Kota Denpasar yang semakin rentan terhadap bencana hidrometeorologi akibat curah hujan ekstrem dan pembangunan padat di bantaran sungai.
“Baca Juga: Wanita Dijatuhi Hukuman 33 Tahun Karena Sajikan Jamur Beracun Death Cap yang Mematikan”