Radio Senda 1680 – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, kembali mengalami erupsi dan menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Di mana erupsi berturut-turut terjadi pada Sabtu dinihari, 8 Maret 2025. Erupsi pertama tercatat pada pukul 01.04 WIB dengan kolom abu vulkanik mencapai ketinggian 400 meter di atas puncak Mahameru. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya.
“Erupsi pertama ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 102 detik,” ujar Ghufron Alwi, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru.
Tidak lama setelah itu, pada pukul 01.26 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 500 meter di atas puncak, atau sekitar 4.176 mdpl. Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu, mengarah ke barat daya, dan erupsi ini juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 119 detik.
“Baca Juga: Berburu Takjil di Bulan Ramadhan, Tradisi yang Menggugah Selera”
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 02.29 WIB, dengan ketinggian kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak, atau 4.376 mdpl. Kolom abu yang teramati kembali berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya. Erupsi ketiga ini terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 106 detik.
Terjadi pada pukul 04.56 WIB dengan kolom abu mencapai 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke selatan. Erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
Saat ini, Gunung Semeru masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk mengurangi risiko bencana.
PVMBG menyarankan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru. Di luar jarak tersebut, aktivitas juga dilarang dalam radius 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan. Hal ini karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diminta untuk menghindari area dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap lontaran batu pijar. Selain itu, waspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta anak sungai Besuk Kobokan.
“Simak Juga: Puasa Membantu Regenerasi Sel Usus”