Ngeri! Content Creator Ditembak Saat Live TikTok
Radio Senda 1680 – Seorang content creator kecantikan asal Meksiko, Valeria Marquez, tewas ditembak saat sedang melakukan siaran langsung di TikTok. Kejadian mengenaskan ini terjadi di Zapopan, Jalisco, Meksiko, saat seorang pria tiba di depan rumahnya untuk mengantarkan sebuah bingkisan kecil.
“Dia adalah anak babi kecil!” ujar Valeria, 23 tahun, sambil tersenyum ke arah kamera dan memperlihatkan boneka dalam paket tersebut kepada para penontonnya. Ia tampak ceria, menyibakkan rambut pirangnya, tanpa menyadari bahwa momen itu akan menjadi siaran terakhirnya.
Beberapa detik setelah membuka bingkisan, siaran mendadak berubah menjadi tragedi. Marquez tewas di kursinya, dengan darah menggenang di atas meja di depan kamera, sementara siaran live terus berjalan. Siaran baru berakhir setelah seseorang mendekati ponsel dan mengangkatnya, memperlihatkan sekilas wajah orang tersebut kepada pemirsa.
Kantor Kejaksaan Negara Bagian Jalisco mengonfirmasi bahwa content creator ditembak mati oleh seorang pria yang menyusup ke salonnya. Marquez menjadi korban dalam insiden tragis tersebut. Penyelidikan tengah dilakukan, dan kasus ini diklasifikasikan sebagai dugaan femisida, yakni pembunuhan terhadap perempuan karena alasan gender.
“Simak Juga: Rektor USU, Era Digital Menuntut Adaptasi dan Inovasi”
Menurut juru bicara kejaksaan, pelaku sempat datang lebih awal dan menanyakan keberadaan Marquez. Ia kembali lagi pada hari yang sama dan melakukan aksi brutal tersebut. Hingga kini, pihak berwenang belum mengumumkan identitas tersangka dan belum mengungkap motif pembunuhan, meskipun spekulasi mengenai keterlibatan jaringan kartel narkoba mulai mencuat.
Kematian Marquez memicu keprihatinan luas di seluruh negeri, terutama karena Meksiko telah lama berjuang melawan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan. Valeria, yang memiliki lebih dari 100.000 pengikut di Instagram, menjadi korban terbaru dalam gelombang femisida yang mencemaskan.
Beberapa hari sebelum kejadian, pelaku menembak mati seorang kandidat walikota perempuan di negara bagian Veracruz saat siaran langsung, sehingga menambah daftar panjang korban kekerasan berbasis gender.
Menurut Amnesty International, pada tahun 2020, seperempat dari kasus pembunuhan perempuan di Meksiko adalah sebagai femisida. Kasus ini tercatat di seluruh 32 negara bagian, menandakan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah nasional.
Pemerintah mencatat 847 kasus femisida secara nasional tahun lalu, dan 162 kasus terjadi hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini. Bahkan, pada tahun 2022, pelaku kejahatan membunuh sekitar 4.000 perempuan, yang menyumbang 12% dari seluruh kasus pembunuhan di Meksiko.
Namun, hanya sebagian kecil yang berujung pada vonis. Direktur Human Rights Watch Amerika, Juanita Goebertus, menyebut bahwa tingkat penuntutan hanya sekitar 67%, sementara kapasitas lembaga penegak hukum untuk menyelidiki dan melindungi korban masih terbatas.
Insiden kematian Valeria Marquez menyoroti kembali pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan pembenahan sistem hukum di Meksiko. Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyerukan agar pemerintah meningkatkan upaya perlindungan, penindakan yang tegas, serta keadilan bagi para korban kekerasan berbasis gender.
Hingga kini, pihak Kejaksaan Agung Meksiko belum memberikan pernyataan resmi lanjutan terkait perkembangan kasus ini. Sementara itu, masyarakat dan aktivis terus mendesak kejelasan hukum dan perlindungan nyata bagi perempuan di seluruh negeri.
“Baca Juga: Mukosa Patches, Tanda Sifilis Sekunder di Rongga Mulut”