Pertama Kali, Rudal Sejjil Digunakan Iran untuk Serang Israel
Radio Senda 1680 – Iran kembali menunjukkan kekuatan militernya di Timur Tengah dengan meluncurkan rudal balistik Sejjil ke arah Israel. Ini adalah pertama kalinya rudal jarak menengah tersebut Iran gunakan dalam situasi tempur, menandai babak baru dalam ketegangan kawasan. Serangan ini bukan hanya simbol politik, tapi juga demonstrasi nyata dari kapabilitas teknologi pertahanan Iran yang semakin maju.
Rudal Sejjil merupakan rudal balistik jarak menengah (MRBM) berbahan bakar padat yang dikembangkan oleh Iran secara mandiri. Rudal ini memiliki panjang sekitar 18 meter, diameter 1,25 meter, dan berat peluncuran sekitar 23,6 ton. Ia mampu membawa hulu ledak seberat 700 kilogram dan menempuh jarak hingga 2.000 kilometer.
“Simak Juga: Militer Iran Minta Warga Israel Segera Pergi, Demi Keselamatan”
Keunggulan utama Sejjil terletak pada penggunaan bahan bakar padat, yang memungkinkan peluncuran lebih cepat dan meminimalkan kerentanan terhadap serangan saat persiapan. Berbeda dari rudal Shahab-3 yang berbahan bakar cair, Sejjil lebih tangguh dan efisien dalam operasi lapangan.
Jangkauan rudal ini memungkinkan Iran menjangkau sebagian besar wilayah Timur Tengah, termasuk Israel, serta wilayah di Afrika Timur dan Asia Selatan. Meski belum mampu menjangkau Amerika Serikat secara langsung dari dalam negeri, Sejjil tetap menjadi ancaman serius terhadap pangkalan militer dan sekutu AS di kawasan.
Beberapa pengamat Barat bahkan menyebut Sejjil sebagai kendaraan potensial untuk membawa hulu ledak nuklir, jika suatu saat Iran benar-benar mengembangkan senjata tersebut. Saat ini, perkiraannya adalah Sejjil masih menggunakan hulu ledak konvensional.
Rudal Sejjil pertama kali diuji coba pada 2008. Dalam uji awal, ia mampu menempuh jarak sekitar 800 kilometer. Setahun kemudian, Iran melanjutkan pengujian sistem navigasi baru, kemudian beberapa uji coba tambahan hingga mencatat jarak 1.900 kilometer.
Iran terus menyempurnakan desainnya. Varian Sejjil-2 diumumkan pada 2009, sementara pengembangan Sejjil-3, yang dirumorkan memiliki jangkauan hingga 4.000 kilometer, diyakini tengah berlangsung. Setelah beberapa tahun tidak terdengar, Sejjil kembali muncul dalam latihan militer besar “Great Prophet 15” pada Januari 2021, menunjukkan peningkatan sistem pemandu dan teknologi kendali modern.
Pengembangan Sejjil menunjukkan komitmen Iran untuk menjadi mandiri dalam teknologi militer. Meskipun sebagian pihak sempat menduga bahwa Iran menginspirasi Sejjil dari rudal China seperti DF-15, para analis menilai bahwa para insinyur Iran merancang Sejjil secara mandiri, meski kemungkinan menerima bantuan teknis terbatas dari luar negeri. Kemandirian ini menjadi poin penting dalam strategi pertahanan jangka panjang Iran.
Peluncuran Sejjil ke Israel bukan sekadar aksi militer, melainkan sinyal keras bahwa Iran kini siap menantang dominasi militer di kawasan. Rudal ini menjadi simbol kekuatan baru yang menegaskan posisi Iran sebagai aktor utama dalam dinamika geopolitik Timur Tengah.
“Baca Juga: Diduga karena Darah Tinggi, Gustiwiw Meninggal di Usia 25 Tahun”